Bak air boro-boro mungkin masih
asing bagi insan TNI Angkatan Udara. Tetapi bagi prajurit Lanud WMI atau insan
Angkatan Udara yang pernah berdinas di Lanud WMI, bak air Boro-boro merupakan
suatu tempat yang vital bagi kehidupan sehari-hari. Bak air ini sudah berusia
bertahun-tahun, merupakan peninggalan Jepang yang berada di Desa Boro-boro yang
masih masuk wilayah aset Lanud WMI. Bak air yang bertempat di kaki gunung
Boro-boro ini menampung air yang berasal dari gunung yang tersimpan di
akar-akar pohon. Dari tempat inilah kebutuhan air seluruh warga Lanud
terpenuhi, mulai dari mandi sampai mencuci. Dengan menggunakan pipa-pipa besi
yang menyusuri hutan dan perkampungan air dialirkan ke rumah-rumah. Selain
untuk warga Lanud, air Boro-boro juga dialirkan untuk masyarakat di Desa-desa
sekitar Lanud.
Dan untuk yang kesekian kalinya
kurve bak air Boro-boro dirangkai dalam kegiatan karya bhakti memperingati Hari
Ulang Tahun TNI AU yang ke 66.
Dipimpin Danlanud WMI Letkol Pnb
IGN Wahyu Anggono, kurve dimulai pukul 08.00 Wita sampai dengan selesai pukul
16.00 Wita (2/4). Seluruh anggota Lanud dan juga dibantu masyarakat sekitar
ikut ambil bagian bahu membahu membersihkan bak air. Bermula dari ditutupnya
saluran masuk, air perlahan-lahan dikeluarkan melalui saluran pembuangan sampai
habis. Kurve ini meliputi pembersihan dinding bak, pasir daun dan semua
material yang mengotori bak air tersebut.
Mengingat betapa pentingnya kegunaan dari tempat ini maka dengan penuh
kesadaran dan semangat pantang menyerah kurve dilaksanakan dengan serius.
Peralatan yang digunakan meliputi cangkul, skop, sabit, timba, tali dan lain
sebagainya. Kurve berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Kegiatan
ini selain agenda rutin perawatan bak air agar tetap terjaga kebersihannya,
juga merupakan bentuk kepedulian dari Lanud WMI terhadap aset peninggalan
sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar