HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARI KEMARIN DAN HARI ESOK HARUS LEBIH BAIK DARI HARI INI

Rabu, 22 Desember 2010

SELAMAT HARI IBU


Kubuka album biru penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri, kecil bersih belum ternoda
Pikirku pun melayang dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang tentang riwayatku
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang
Nada-nada yang indah slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup tlah dia berikan
O oh bunda ada dan tiada dirimu kau selalu ada di dalam hatiku............



Makna hari ibu adalah suatu kebangkitan kesadaran dan perjuangan kaum perempuan dalam membela hak-haknya. Waktu itu, dua bulan setelah SumpahPemuda, 22-25 Desember 1928. Sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Tujuannya untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Misalnya mengupayakan beasiswa bagi anak-anak perempuan, menerbitkan surat kabar untuk perempuan Indonesia memperjuangkan kemajuan kaum perempuan, mengajukan kepada pemerintah agar memperbanyak sekolah bagi anak perempuan, menyediakan dana bagi para janda dan anak yatim. Dan pada akhirnya, sepuluh tahun kemudian, tanggal 22 Desember 1938 ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Memberi ibu sekuntum bunga, menyiapkan hadiah kejutan atau memasak untuk ibu, makan bersama di luar rumah, itulah hal-hal yang mungkin bisa dilakukan dalam merayakan Hari Ibu.

Sekarang bagaimana dengan kita seorang Angkatan Udara yang senantiasa jauh dari orang tua?

“Ibu, maafkan segala kesalahan anakmu ini, dengan usia ibu yang semakin senja anakmu ini belum bisa selalu mendampingimu, menyiapkan segala kebutuhanmu dan merawat hari-harimu. Tanpa Ibu saya mungkin tidak akan menjadi seperti ini, Ibu telah melahirkan, membesarkan, dan merawat saya dengan penuh kasih. Saya sadar doa Ibu selalu mengalir terhadap anak-anaknya. Sekali lagi saya mohon maaf yang setinggi-tingginya karena hingga saat ini saya belum bisa memberi ibu sesuatu yang lebih. Meskipun jasa dan perjuangan ibu tidak pernah bisa dihitung dan dibandingkan dengan apapun Tetapi satu hal yang terus tertanam dalam jiwa anakmu ini, barisan doa yang selalu teriring yang tidak akan pernah putus untuk Ibu…. Semoga ibu selalu diberi kesehatan, kekuatan, kenikmatan dan selalu dalam lindungan Nya”.

“Mohon maaf anakmu tidak bisa bersimpuh langsung untuk mencium wangi surga di telapak kakimu, dengan segala keterbatasan anakmu hanya bisa memanfaatkan telepun seluler tua ini”.


Oleh : pentaklanudwmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar